-->
â�¢ Lanzante Project 95-59: A Tribute to Le Mans Glory  Ã¢�¢ Ferrari 296 VS Teased Ahead of Launch: What to Expect  Ã¢�¢ Peugeot 907 Concept: The Ultimate V12 Supercar from France  Ã¢�¢ McLaren Senna XP Special: A Row Of Tributes in Speed  Ã¢�¢ 621bhp Peralta S: A Modern Tribute to Giorgetto Giugiaro  Ã¢�¢ Kawasaki CORLEO Unveiled: A Four-Legged Robot Built for Extreme Terrain  Ã¢�¢ Jaguar XK180 Roadster: A Legacy of Speed and Elegance  Ã¢�¢ Splinter: The First Handmade Wooden Supercar  Ã¢�¢ Vision Rapida: The Next-Gen Sports Car  Ã¢�¢ Trident Iceni: A Rare British Biodiesel Supercar  Ã¢�¢ Mxtrem Maverick: The C8 Corvette Reimagined as a Fighter Jet on Wheels  Ã¢�¢ GM EcoJet: Jay Leno’s Turbine-Powered Supercar  Ã¢�¢ Valkyrie: Redefining the Art of Low-Riding  Ã¢�¢ Fiat 124 Rondine & 125 GTZ: Forgotten Italian Design Legends  Ã¢�¢ Gebhardt Motorsport: Racing Innovation Redefined  Ã¢�¢ Vauxhall VX220 Reinvented: The V8-Powered Caral VX S Sport  Ã¢�¢ Luigi Colani’s Unique Take on the AC 428 Convertible  Ã¢�¢ Matra's Legendary Journey to Le Mans Glory  Ã¢�¢ White Motorcycle Concepts & Pininfarina Unveil Aerodynamic Hybrid Bike Design  Ã¢�¢ Darryl Starbird's Electra: Transformed into X-Cel and Lost Forever  
Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu
20:58:5
Wednesday, April 09, 2025

Tuesday, June 21, 2016

Penggagas Pertama Teori Evolusi

Abu Uthman Amr Ibn Bahr Al Qinanih Al Fuqaymih Al Basrih (781-869)
Charles Darwin yang terkenal lewat karyanya 'The Origin of Species' adalah bukan orang pertama yang menggagas Teori Evolusi. Ratusan tahun sebelumnya, seorang ilmuwan yang hidup pada masa kejayaan peradaban Islam bernama Al Jahiz telah menuangkan gagasan evolusi dalam karya tulis ilmiah setebal 350 halaman.

Dia adalah Abu Uthman Amr Ibn Bahr Al Qinanih Al Fuqaymih Al Basrih, demikian nama lengkap Al Jahiz, yang lahir di Basra, Irak, pada tahun 776. Namanya berarti "mata bundar seperti ikan". Al Jahiz memang dilahirkan dari keluarga yang sederhana sehingga ia harus ikut berjualan ikan bersama ibunya di Kanal Basra.

Keterbatasan tak memupus semangat Al Jahiz. Ia tumbuh menjadi seorang humoris dan penuh rasa ingin tahu. Sebagai Muslim, dia gemar melewatkan waktu di Masjid Besar Basra. Di sana, dia belajar dari para ulama, membahas beragam pertanyaan dan tak jarang berdebat.

Dia pun tak sungkan untuk bertemu dan belajar dari penyair-penyair terkenal masa lalu, seperti Al-Asma'i, Abu Zayd, dan Abu Ubuyda. Hasilnya, kemampuan bahasanya meningkat pesat. Dalam waktu singkat, Al Jahiz mahir berbahasa Arab. Kemampuan itu mendukungnya belajar lebih banyak.

Haus akan ilmu pengetahuan, Al Jahiz berkelana ke berbagai daerah, seperti Damaskus, Beirut, Samara, dan Baghdad. Ia lalu memutuskan untuk menetap dan belajar. Ia hidup dari menulis. Diperkirakan, ia telah menulis 200 karya meski kini tersisa 30 saja.

Esai mengenai kekhalifahan yang ia tulis menjadi tiket emas masuk ke lingkungan kalangan atas. Esai itu juga menyita perhatian Khalifah Al-Ma'mun, khalifah ke-7 Dinasti Abbasiyah. Ia banyak berhubungan dengan tokoh politik terkemuka, termasuk menjadi orang kepercayaan Hakim Agung Ahmad bin Abi Du'ad.

Meski banyak membaca tulisan Aristoteles dan banyak karya klasik Yunani Kuno lainnya, Al Jahiz punya gaya sendiri dalam menulis. Ia gemar menyematkan humor. Al Jahiz menganggap humor bukan hanya sebagai alat untuk menghibur, melainkan juga sarana untuk menyebarkan gagasan seluas mungkin.

Kitab Al Hayawan 
Karya Al Jahiz yang paling berpengaruh adalah Kitab Al Hayawan (Kitab Hewan-hewan). Kitab itu ibarat sebuah ensiklopedia, memuat tulisan tentang sekitar 350 spesies hewan yang terbagi dalam tujuh volume, serta dilengkapi dengan gambar-gambar dan penjelasan yang detail.
Salah satu ilustrasi dalam Kitab Al Hayawan. Al Jahiz menulis kitab tersebut pada abad ke 9, berisi gagasan tentang adaptasi dan evolusi. (Gambar dari: http://adf.ly/1bN4yT)
Kitab ini merupakan buku pertama yang mengungkap berbagai aspek biologi dan zoologi hewan, seperti klasifikasi binatang, rantai makanan, seleksi alam, dan evolusi. Al Jahiz setidaknya sudah menulis dengan jelas bagaimana hewan yang lebih besar bisa menakuti hewan yang lebih kecil ukurannya.

"Hyena bisa menakuti rubah atau binatang yang lebih kecil ukurannya. Semua hewan kecil akan memakan hewan yang lebih kecil darinya dan hewan yang lebih besar tidak bisa memakan yang lebih besar. Ini adalah hukum eksistensi," tulisnya dalam kitab tersebut.

Karya itu bahkan mendeskripsikan mimikri, cara komunikasi, serta tingkat kecerdasan serangga, dan hewan lainnya. Al Jahiz menjelaskan dengan detail perilaku semut dalam bekerja sama, bagaimana mereka menyimpan gandum di sarang dan menjaga agar tak busuk saat hujan.

Kitab Al Hayawan ini memuat tiga hal penting dalam proses evolusi yang juga dituliskan oleh Charles Darwin dalam The Origin of Species. Menurut Al Jahiz, hewan-hewan berjuang untuk tetap bertahan hidup, bertransformasi menjadi spesies, dan mengatasi faktor-faktor lingkungan.

Al Jahiz percaya bahwa satu spesies bisa mengalami transformasi secara jangka panjang sehingga memunculkan spesies baru. "Orang berkata beragam tentang eksistensi hewan berkaki empat. Beberapa menerima perubahan dan melahirkan eksistensi anjing, serigala, rubah, dan kerabatnya. Keluarga itu berasal dari orang makhluk yang sama," demikian ditulisnya.

Kitab Al-Hayawan yang berpengaruh menjadi acuan bagi para pakar hewan dan pemikir evolusi di Eropa. Miguel Asín Palacios, seorang ilmuwan dan pendeta Katolik, mengatakan, karya Al Jahiz sangat berarti bagi perkembangan sains, terutama zoologi.

Menjelang akhir hidupnya, Al Jahiz menderita kelumpuhan total pada satu sisi tubuhnya (hemiplegia). Ia memutuskan pensiun dan kembali ke tempat kelahirannya, Basra. Dan ia meninggal dunia pada tahun 869 pada usia 93 tahun. *** [EKA | DARI BERBAGAI SUMBER | ]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.
Kindly Bookmark and Share it:

Comments

Loading... Logging you in...
  • Logged in as
There are no comments posted yet. Be the first one!

Post a new comment

Comments by