Friday, January 23, 2015

Sang Penemu Black Box

DAVID WARREN (1925–2010)
Akhir-akhir ini pemberitaan di Indonesia sedang tertuju pada pencarian dan evakuasi pesawat terbang AirAsia QZ8501 yang mengalami musibah di perairan sekitar Selat Karimata. Segala usaha dilakukan untuk menemukan korban dan puing pesawat. Setelah beberapa waktu, disamping mencari korban, maka fokus pencarian diperluas untuk menemukan 'Black box' pesawat.

Namun, apakah Anda tahu apa itu Black box atau kotak hitam pesawat serta tokoh yang berjasa dalam penemuan alat tersebut? Berikut ini ulasan singkat mengenai sistem kerja serta sejarah penemuan Blackbox di dunia.

Penemuan kotak hitam pada dunia penerbangan modern biasanya diakui ditemukan oleh David Warren, meskipun perangkat sejenis telah ada sebelumnya. David Warren yang memiliki nama lengkap, Dr. David Ronald de Mey Warren AO, BSc (Sydney), PhD (London), DIC, DipEd (Melbourne), FAIE (20 Maret 1925 – 19 Juli 2010) adalah seorang ilmuwan Australia, paling dikenal sebagai penemu dan mengembangkan sistem alat perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit. Pada tahun 2007, David Warren termasuk pada “Top 100 orang jenius” dalam kreativitas dan inovasi dari Kreator Synectics.
David Warren dengan prototipe Black box. (Gambar dari: http://bit.ly/14tE0E1)
David Warren bekerja di tempat yang bernama Defence Science and Technology Organisation Aeronautical Research Laboratories di Melbourne dari tahun 1952-1983, sampai naik ke tingkat Principal Research Scientist. Sementara di sana, ia datang dengan ide untuk perekam suara kokpit sementara pada waktu itu alat tersebut mampu untuk menyelidiki kecelakaan pesawat jet komersial pertama di dunia “the Comet” pada tahun 1953.

Sebuah kotak hitam atau black box adalah alat perekam yang digunakan dalam aktivitas transportasi udara, juga dikenal dengan nama Flight Recorder di pesawat terbang yaitu Perekam Data Penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) dan Perekam Suara Kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR).
Sisi bahasa Inggris dari Kotak Hitam. (Gambar dari: http://bit.ly/17lGQNa)
Sebenarnya kendaraan lain pun, seperti mobil, kapal laut, dan kereta api memiliki alat serupa. Alat serupa juga terdapat di lokomotif kereta api  dengan nama berbeda yaitu event recorder, sedangkan di mobil disebut event data recorder, di kapal laut dinamakan message case, dan alat perekam lainnya juga terkadang dapat ditemukan di berbagai kendaraan.

Alat perekam ini, khususnya pada penerbangan adalah sebuah alat perekam elektronik yang ditempatkan di dalam pesawat terbang untuk tujuan memfasilitasi penelitian kecelakaan atau kejadian pesawat udara. Untuk alasan ini, sebuah perekam penerbangan harus mampu bertahan dalam kondisi yang mungkin dihadapi dalam kecelakaan pesawat yang parah.

Dalam rangka memfasilitasi penemuan dan pemulihan alat perekam dari lokasi kejadian, alat ini tidak berwarna hitam seperti namanya kotak hitam / black box, tetapi diwajibkan berwarna kuning terang atau oranye dengan permukaan reflektif, kemudian diberi keterangan “FLIGHT RECORDER – DO NOT OPEN” di satu sisi dalam bahasa Inggris dan di sisi lain dalam bahasa Perancis.
Sisi bahasa Perancis dari Kotak Hitam. (Gambar dari: http://bit.ly/17lGQNa)
Sementara perangkat sebelumnya telah digunakan untuk merekam parameter penerbangan tertentu, alat tersebut tidak termasuk rekaman suara, dan tidak dapat digunakan kembali, dan karena itu tidak praktis untuk penerbangan komersial rutin.

Penemuan David Warren, yang mengandalkan media perekaman magnetik, memungkinkan penghapusan mudah dan rekaman ulang, yang membuatnya praktis untuk layanan jalur rutin. Konsep rekaman suara kokpit menambahkan dimensi baru data instrumen perekam penerbangan dan telah terbukti sangat berharga untuk penyelidikan kecelakaan.

Menariknya, beberapa kecelakaan di mana CVR (suara kokpit) memainkan peran penting, suatu kejadian tidak terpecahkan dari rekaman suara kru, tetapi dengan suara lain yang kebetulan tercatat pada CVR yang menyediakan petunjuk penting.


Ada dua jenis umum dari perekam penerbangan, perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR). Dalam beberapa kasus, dua perekam dapat dikombinasikan dalam unit tunggal FDR / CVR.

Alat ini biasanya ditentukan untuk mampu menahan dampak hantaman dan suhu lebih dari 1,000 derajat Celcius (1,832 derajat F). Standarisasi ini seperti yang dipersyaratkan oleh EUROCAE ED-112.

EUROCAE ED-112 (Minimum Operational Performance Specification for Crash Protected Airborne Recorder Systems) mendefinisikan spesifikasi minimum yang harus dipenuhi untuk semua pesawat yang memerlukan perekam penerbangan untuk merekam data penerbangan, suara kokpit, gambar dan CNS / ATM pesan digital yang digunakan untuk penyelidikan.

Untuk membantu pencarian dari alat yang terendam air harus dilengkapi dengan “locator beacon” bawah air yang akan aktif secara otomatis pada saat terjadi insiden. Perangkat ini dirancang tidak hanya untuk bertahan terhadap kecelakaan, tetapi juga untuk berfungsi dengan benar setelah dampak.

Sebuah beacon biasanya dilengkapi daya listrik dengan baterai lithium-ion, yang perlu diganti setiap beberapa tahun. Setelah beacon tenggelam ke dalam air, saklar otomatis akan aktif dan beacon mulai memancarkan sinyal “ping”, daya baterai harus cukup untuk setidaknya 30 hari setelah aktivasi, walaupun di masa modern disarankan bisa lebih lama sampai 90 hari. *** [EKA | DARI BERBAGAI SUMBER | WIKIPEDIA]
Note: This blog can be accessed via your smart phone.

No comments:

Post a Comment