RENE LAENNEC (1781-1826)
Dunia kesehatan tentu sudah tak asing lagi mendengar kata stetoskop. Sebab, stetoskop merupakan salah satu simbol yang sangat dikenal bagi profesi kesehatan, seperti; dokter, perawat, bidan, dan profesi kesehatan lainnya. Mulanya, alat ini dibuat sebagai alat untuk mendengarkan denyut jantung pasien. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) lahir pula beberapa jenis stetoskop modern dan desain stetoskop kontemporer yang bisa digunakan untuk mendengarkan suara yang dipancarkan oleh beragam organ tubuh, termasuk jantung, usus, perut, dan sistem peredaran darah.
Stetoskop merupakan salah satu alat kesehatan yang hampir selalu bisa kita lihat apabila kita sedang memeriksakan diri ke dokter. Sejarah mencatat bahwa stetoskop mulai dikembangkan sejak abad ke-17 di Francis, yakni oleh seorang Dokter Perancis yang bernama lengkap Rene Theophile Hycinthe Laennec pada tahun 1816, walaupun pada dasarnya konsep analisis penyakit melalui suara detak jantung sudah dikenal sejak lama di literatur Mesir. Praktik mendengarkan jantung pasien yang dikenal dengan istilah "auskultasi" ini telah lama dikenal bersamaan dengan sejarah Bapak Kedokteran Modern, Hippocrates. Rene Laennec lahir di Quimper, Perancis pada tanggal 17 Februari 1781, dia merupakan seorang penemu stetoskop saat bekerja di Hôpital Necker dan mempelopori penggunaannya dalam mendiagnosis berbagai kondisi dada.
Bentuk dari stetoskop pertama (dari buku Rene Laennec 1819) (Gambar dari: http://en.wikipedia.org/) |
Lahirnya stetoskop pertama di dunia yang diciptakan oleh Rene Laennec bermula ketika ia sedang memeriksa pasien seorang perempuan muda. Rene Laennec merasa malu jika harus menempatkan telinganya di dada, yang merupakan metode auskultasi yang selalu digunakan oleh para dokter saat itu. Dia masih ingat akan "trik" yang pernah ia pelajari semasa masih anak-anak yang bermain suara melalui suatu padatan.
Kemudian ia pun menggulung 24 lembar kertas, yang selanjutnya ditempatkan satu ujung telinga dan ujung lainnya ke dada pasien perempuan muda tersebut. Laennec merasa puas dan cukup senang menemukan bahwa kerucut. kertas itu bisa mendengar suara yang cukup jelas dan keras. Saat itulah pertama tercatat dalam dokumentasi naskah auskultasi dengan menggunakan alat stetoskop (mediate auskultasi) pada 8 Maret 1817 saat Rene Laennec memeriksa Marie Melaine Basset, yang berumur 40 tahun.
Rene Laennec menyebut alatnya ini dengan sebutan Le Cylindre, yang kemudian berubah nama menjadi stetoskop. Nama stetoskop ini diambil dari bahasa Yunani yang berarti "saya lihat" dan "dada". Ia ciptakan sebuah stetoskop dari sepotong kayu, di mana salah satu ujungnya memiliki lubang untuk menempatkan didekat telinga dan ujung lainnya berbentuk cekung.
Kemudian Laennec pun menerbitkan hal tersebut pada risalah klasik pada auskultasi di tahun 1819 di mana ia pun membahas tentang stetoskopnya yang diilustrasikan dengan desainnya. Dan pada edisi kedua diterbitkan pada tahun 1826, setelah Rene Laennec tutup usia akibat penyakit TBC yang dideritanya pada 13 Agustus 1826.
Stetoskop Modern. (Gambar dari: http://en.wikipedia.org/) |
Dalam perkembangan selanjutnya stetoskop sendiri pun terbagi menjadi 2 jenis, yaitu stetoskop monaural dan stetoskop bi-naural. Seiring dengan kemajuan yang semakin pesat dalam dunia kesehatan, khususnya dunia kedokteran stetoskop pun kian dikembangkan, hingga lahirlah stetoskop modern, seperti stetoskop populer di mana desain stetoskopnya Rappaport Sprague yang dikembangkan pada tahun 1940, tetap populer di seluruh komunitas profesi kesehatan selama lebih dari lima tahun.
Stetoskop Littman, stetoskop yang dikembangkan oleh Dr David Littman, dimana stetoskop ini menawarkan suara akustik yang lebih terang dan jelas dan dipatenkan pada tahun 1963. Bahkan, lahir pula stetoskop yang berfungsi sebagai peredam bising, stetoskop ini telah dipatenkan oleh Deslauries Richard pada tahun 1999. *** [BUDI IMANSYAH | WIKIPEDIA | PIKIRAN RAKYAT 13092012]