PIERO GINORI CONTI (1865-1939)
Pemanfaatan energi panas bumi untuk kepentingan industri modern pertama kali dilakukan oleh Piero Ginori Conti, seorang Pangeran dari Trevignano, Italia. Dia juga dikenal sebagai seorang pengusaha dan politikus Italia, lahir di Florence pada 3 Juni 1865 dan wafat di kota kelahirannya itu pada 3 Desember 1939.
Piero lahir di keluarga aristokrat Florence. Pada 1894, dia menikah dengan putri seorang bangsawan dari Tuscany, Adriana de Larderel. Dari keluarga istrinya itu, Piero mendapat warisan perusahaan ekstraksi boric acid, formula yang dapat ligunakan untuk membuat antiseptik dan insektisida.
Saat menjabat sebagai pimpinan perusahaan itu pada 1904, Piero memiliki rencana untuk meningkatkan kualitas produknya, sekaligus ingin meningkatkan kuantitas produksi dan menekan biaya produksi semurah mungkin. Untuk menjalankan rencananya itu, terbersit ide untuk mengeksploitasi energi uap dari geyser untuk memproduksi listrik.
Pada Juli 1904 di Larderello, Italia, Piero mulai melakukan rencananya itu, dengan menyalakan lima lampu bohlam melalui tenaga dinamo yang mendapatkan energi dari uap geotermal. Dari percobaannya itu, dia mengembangkan lagi sistem pembangkit listriknya, dan pada 1916 berhasil memproduksi 2.750 kW listrik yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk desa di sekitar pusat pembangkitnya di Larderello.
Namun projek pembangkit listrik geotermalnya itu tidak dapat langsung dikembangkan, karena Perang Dunia I pecah, dan berubahnya situasi politik dan sosial di Italia saat itu. Sampai akhirnya Benito Mussolini menjadi pemimpin Italia, kondisi sosial dan politik mulai tenang. Keluarga Ginori Conti dan Larderel pun menjadi pendukung utama rejim fasis Mussolini.
Pada 1921, projek pembangkit listrik geotermal milik Piero mulai kembali dijalankan. Dan listrik yang diproduksi dari pembangkit itu mampu memberikan energi bagi perusahaannya.
Namun tidak semuanya berjalan lancar. Pada 27 Maret 1931, salah satu fasilitas pembangkit listrik geotermalnya meledak dan menimbulkan suara gemuruh yang konstan. Suara gemuruh dari sumur uap itu begitu keras dan berlangsung lama, sampai-sampai warga sekitar harus menutup rumah mereka rapat-rapat untuk dapat tidur pada malam hari. Suara gemuruh itu sampai terdengar di jarak 25 kilometer.
Setelah musibah itu, pada 1936, perusahaan Piero yang kemudian diberi nama Ferrovie dello Stato, membuka pembangkit listrik baru dengan kekuatan 60 MW. Ketika Perang Dunia II pecah, perusahaan itu terus melakukan penelitian dan pengembangan pembangkit listrik geotermal. Puncak dari keberhasilan itu adalah dibangunnya pembangkit listrik dengan kekuatan 900 GWh pada 1943, empat tahun setelah Piero wafat.
Piero Ginori Conti wafat pada 3 Desember 1939, ketika dia menjabat sebagai menteri negara di bawah kepemimpinan Benito Mussolini. Dari masa kediktatoran Mussolini pula, dia mendapat penghargaan berupa Grand Cross dan Grand Cordon of the Order of Saints Maurice. Dengan penghargaan yang diperolehnya itu, Piero mendapat perlakuan sebagai pahlawan, dan pemakamannya dilakukan secara kenegaraan di Basilica Of Santa Maria del Fiore di Florence pada 5 Desember 1939. *** [DARI BERBAGAI SUMBER | ZAKY YAMANI | PIKIRAN RAKYAT 15032012]