-->
Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Tuesday, October 18, 2011

Sang Penemu Benih Awan

VINCENT SCHAEFER (1906-1993)
Hujan dapat dibuat oleh manusia. Istilah hujan buatan berawal dari penemuan Vincent Joseph Schaefer serta rekannya Dr. Irving Langmuir, pada 1946. Vincent J. Schaefer lahir 4 Juli 1906, sebagai putra tertua dari Peter Aloysius dan Rose Agnes (Holtslag) Schaefer. Schaefer menarik perhatian seluruh dunia dengan eksperimen untuk membuat badai salju pertama di laboratorium dan menginduksi curah hujan di luar. Ia memecahkan banyak misteri hujan dan salju yang selama itu membingungkan para ilmuwan.

Dalam situs dunianet.com dijelaskan, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) adalah istilah yang digunakan sebagai upaya "membuat hujan." Yang dilakukan oleh manusia pada TMC, adalah "memengaruhi" proses yang terjadi di awan sebagai "dapur" pembuat hujan sehingga mempercepat peluang terjadinya hujan. Bahan untuk "memengaruhi" proses yang terjadi di awan terdiri atas dua jenis yaitu, bahan untuk "membentuk" es, dikenal dengan glasiogenik, berupa Perak Iodida (Agl). Kemudian, bahan untuk "menggabungkan" butir-butir atmosfer di awan, dikenal dengan higroskopis, berupa garam dapur atau Natrium Chlorida (NaCl), atau Ca-Cl2 dan Urea.

Schaefer dipuji sebagai orang pertama yang benar-benar melakukan sesuatu tentang cuaca dan tidak hanya bicara tentang itu. Seperti yang dilansir situs library.albany.edu, bersama Dr. Irving Langmuir pada tahun 1943, mereka melakukan banyak eksperimen di Observatorium Mount Washington di New Hampshire.

Pada musim panas tahun 1946 Schaefer mengembangkan metode laboratorium untuk benih awan dingin dengan es kering. November 1946, ia melakukan uji lapangan yang sukses, yaitu penyemaian awan alami dengan pesawat.

Irving Langmuir & Vincent Schaefer. (Gambar dari: http://www.lakegeorgemirrormagazine.com/)

Berkat publisitas, mulailah ada permintaan untuk salju. Ilmuwan di seluruh dunia mulai bekerja pada modifikasi cuaca. Penemuan Schaefer juga menyebabkan perdebatan tentang penyemaian awan yang dapat merusak alam. Meski begitu, penyemaian awan masih dilakukan di beberapa negara. ***

Karir si penemu benih awan ini dimulai, justru setelah dia drop out dari sekolahnya. Ia terpaksa meninggalkan bangku sekolahnya karena harus membantu saudara-saudaranya.
Schaefer sempat bekerja di General Electric, sebelum kemudian melanjutkan pendidikan formalnya di Davey Institute of Tree Surgery. Sambil sekolah, di tempat itu pula dia bekerja sebagai tukang kebun lanskap.

Sebagai orang haus ilmu, Schaefer rajin membaca. Ia hobi mengumpulkan buku sehingga selama tahun 1920-an sedikit demi sedikit dapat membangun perpustakaan pribadi, Isi koleksinya terutama mengenai sejarah alam, ilmu pengetahuan dan topik-topik menarik lainnya yang ia minati.

Meski hobi membaca dan mengoleksi buku, Schaefer bukanlah kutu buku. Ia aktif di berbagai organisasi bahkan dia sendiri yang mengurus organisasinya. Misalnya saja di Mohawk Valley Hiking Club pada 1929, the Van Epps-Hartiey Chapter of the New York Archaeological Association pada 1931, dan the Schenectady Wintersport Club pada 1933-1934.

Schaefer juga menciptakan program-program pendidikan orang dewasa dengan topik sejarah alam yang memberinya kesempatan untuk berbicara di masyarakat. Melalui kegiatan ini nama Schaefer terus dikenal.

Perkenalannya dengan banyak orang itulah yang membawanya pada penelitian mengenai benih awan. Adalah John S. Apperson, seorang insinyur di General Electric, yang memperkenalkan Schaefer dengan Irving Langmuir, seorang ilmuwan di Laboratorium Penelitian GE. Irving adalah ilmuwan yang dianugerahi Nobel pada tahun 1932 untuk karyanya dalam kimia permukaan.

Selama Perang Dunia II, Sehaefer dan Langmuir terus melakukan berbagai eksperimen hingga akhirnya mereka menemukan beberapa perangkat penting dalam bidang militer.
Seperti filter masker gas, detektor kapal selam, dan mesin untuk menghasilkan kepulan asap untuk menyembunyikan manuver militer. Adapun penelitian mengenai awan hujan baru dilakukannya pada tahun 1946.

Temuan Schaefer dan Irving Langmuir dewasa ini telah banyak membantu masyarakat dunia ketika dihadapkan pada musim kemarau yang terik. Hujan buatan kini sudah merupakan hal yang biasa dilakukan untuk memecahkan masalah kekurangan air.

Vincent Schaefer yang menikah dengan Lois Perret pada tanggal 27 Juli 1935 dan dikarunia tiga anak itu, dapat menyaksikan temuannya diaplikasikan di banyak negara. Pendiri dan Direktur Pusat Penelitian Ilmu Atmosfer di Universitas Negeri New York di Albany ini, tutup usia pada 25 Juli 1993 dalam usia 87 tahun. *** [TISYRIN NAUFALTY TSANI | PIKIRAN RAKYAT 13102011]
Enhanced by Zemanta
Kindly Bookmark and Share it: