Kikunae Ikeda dilahirkan di Kyoto, Jepang pada 8 Oktober 1864. Setelah sekian lama menempuh studi di Tokyo Imperial University College di bidang kimia, akhirnya pada 1889 Ikeda lulus dari universitas tersebut. Pada 1896, Ikeda ditunjuk menjadi kepala Asosiasi Profesor di Departemen Kimia Tokyo Imperial University. Pada 1899 Ikeda berangkat ke Jerman sebagai mahasiswa pertukaran, untuk melanjutkan studi di Leipzig University Jerman, bersama-sama dengan profesor Ostwald yang berhasil meraih penghargaan Nobel pada 1909. Sebelumnya, pada 1901, Ikeda kembali ke Jepang untuk memperoleh gelar profesor di bidang kimia dari Tokyo Imperial University.
Setelah berhasil meraih gelar profesor, Ikeda teringat pengalamannya selama studi di Jerman. Ketika di Jerman, Ikeda melihat adanya perbedaan postur tubuh antara orang-orang Jerman dengan orang Jepang. Ikeda melihat rata-rata orang Jerman berpostur tinggi besar, sedangkan orang-orang Jepang relatif bertubuh pendek dan kurus. Kondisi ini mendorong Ikeda untuk mengadakan penelitian mengenai penyebab perbedaan tersebut. Dan bertekad memperbaiki gizi bangsa Jepang khususnya dan bangsa-bangsa di dunia pada umumnya. Dari 1907 hingga 1908, Ikeda terus mengadakan penelitian mengenai penyebab timbulnya perbedaan postur tubuh ini. Akhirnya, ia sampai pada kesimpulan bahwa perbedaan postur tubuh ini diakibatkan, karena adanya perbedaan asupan makanan/nutrisi makanan antara orang Jerman dan orang Jepang.
Pada 1908, Ikeda berhasil menemukan adanya rasa lain, selain empat rasa yang sudah ditemukan (asin, manis, asam, dan pahit) yaitu rasa umami (gurih/lezat) yang banyak ditemui pada masakan orang Jerman, membuat nafsu makan mereka cukup tinggi dan memperbaiki nutrisi mereka sehingga memiliki postur tubuh tinggi besar. Ikeda menemukan kunci dari rasa umami ini adalah asam glutamat. Penelitian Ikeda dilakukan pada campuran masakan Jepang, yang mengandung kombu (sejenis ganggang laut) yang dicampur tomat dan daging, Pada tahun yang sama, Ikeda berhasil mengisolasi asam glutamat dari kombu menjadi suatu bumbu masak. Dan memperbaiki penemuannya agar bisa diterima masyarakat Jepang khususnya dan masyarakat dunia, dengan mensenyawakan asam glutamat tersebut dengan sodium menjadi monosodium glutamat (MSG). Ikeda lalu mempatenkan penemuannya dengan nama Ajinomoto, bekerja sama dengan Saburosuke Suzuki, mendirikan Ajinomoto Co,Inc. Temuan Ikeda ini tidak hanya berkembang di Jepang, tetapi meluas ke seluruh dunia.
Seiring dengan perjalanan waktu, produksi Ajinomoto pun makin banyak, sehingga menjadikan perusahaan Ikeda bertambah maju. Penguasaan teknologi fermentasi yang makin maju dari perusahaan ini, menjadikan Ajinomoto supplier utama MSG di dunia. Perkembangan perusahaan ini pun semakin meluas, dengan memproduksi juga asam-asam amino lainnya.
Pada 1913, Ikeda ditunjuk menjadi Presiden Tokyo Chemical Society, dan sepuluh tahun kemudian (1923), Ikeda pensiun dari Tokyo Imperial University. Pada 1925, walaupun sudah pensiun, Ikeda kembali ke Leipzig untuk mengembangkan penelitian-penelitiannya. Setelah berkecimpung dalam aneka penelitian di Jerman selama enam tahun, pada 1931 Ikeda kembali ke Shinggawa Jepang dan aktif mengadakan berbagai penelitian. Akhirnya pada 3 Mei 1936, Ikeda wafat, pada tahun 11 dari Era Showa.*** [Y. ZAKIAH A. | PIKIRAN RAKYAT 07072011]
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)