Adelchi Negri dilahirkan di Perugia pada tanggal 2 Agustus 1876. Orang tua Negri sangat menyadari arti penting pendidikan bagi anaknya. Negri selalu mendapat pendidikan formal yang berkualitas. Salah satunya ia dapatkan di Universitas Pavia dimana ia mulai mempelajari ilmu kedokteran dan pembedahan.
Ketika mahasiswa, Negri sudah menjadi asisten Camillo Golgi, seorang peneliti yang juga mendalami tentang sel. Bidang yang pertama kali dipelajari oleh Negri adalah haematologi, histologi, protozoologi, dan sitologi. Negri menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1900, tetapi tetap menjadi asisten Camillo Golgi. Rekan kuliahnya selama di Universitas Pavia yang bernama Lina Luzzani dinikahi oleh Negri pada tahun 1906.
Setelah banyak mempelajari ilmu-ilmu yang berhubungan dengan kedokteran, Negri mengutamakan penelitiannya pada struktur sel darah merah dan asal-usul platelet darah. Selain itu, Negri juga mempelajari sitologi dari struktur kelenjar pada mamalia dan perubahan yang terjadi pada elemen darah ketika berlangsung proses pembekuan. Aktivitas penelitian Negri pada bidang tersebut dilakukan pada kurun waktu tahun 1899 hingga 1902.
Camillo Golgi memberikan nasihat kepada Negri untuk mulai meneliti tentang etiologi dari rabies secara histologis. Nasihat Camillo Golgi memacu semangat Negri hingga pada akhirnya mampu menemukan agen etiologis rabies, yang kemudian dinamakan badan negri (Negri body). Dalam hasil penelitiannya, Negri menjelaskan bahwa badan negri adalah bentuk lingkaran atau oval di sekitar sitoplasma sel-sel saraf dari dari hewan yang telah terinfeksi rabies. Badan negri dapat ditemukan di bagian medulla dan ganglia. Di samping itu, dalam neuron dari kelenjar air liur, lidah, dan organ-organ lain juga terdapat badan negri. Ukuran badan negri bervariasi antara 0,25 sampai 27 mikron.
Pewarnaan preparat jaringan (staining) untuk pengamatan dalam mikroskop menunjukkan badan negri berwarna magenta dalam jaringan yang terinfeksi. Pewarnaan jaringan ini dapat dengan mudah mengidentifikasi keberadaan badan negri dalam sel sehingga keberadaan virus rabies dalam makhluk hidup yang diteliti selnya tersebut dapat diketahui.
Pada tanggal 27 Maret 1903, Negri memberitahukan penemuannya pada Pavia Medical Society. Saat itu Negri mampu mendemontrasikan bahwa badan negri merupakan ciri utama pada sistem saraf manusia dan hewan yang telah terinfeksi oleh rabies.
Beberapa percobaan yang dilakukan dengan memasukkan virus rabies ke dalam hewan menunjukkan keberadaan badan negri dalam jaringan otak. Pemeriksaan histologis pada hewan telah terinfeksi rabies memperlihatkan bahwa badan negri terlihat pada 50% dari sampel yang diperiksa. Melalui tes Direct Fluorescent Antibody (DFA) menunjukkan antigen rabies hampir mencapai 100% dari sampel. Tes DFA adalah tes yang sering digunakan dalam mendiagnosis rabies dengan cara mengambil jaringan otak hewan yang dicurigai terinfeksi ketika telah mati (post-mortem). Meskipun demikian, pemeriksaan pada hewan yang tidak dicurigai rabies menunjukkan adanya komponen lain yang sama dengan badan negri. Oleh karena itu, keberadaan badan negri tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis rabies.
Hasil penemuan Negri ini menarik perhatian para peneliti lainnya. Dua orang peneliti bernama Alfonso Di Vesta dan Paul Remlinger menunjukkan hasil penelitian yang berbeda dengan Negri. Kedua peneliti itu berpendapat, agen etiologis dari rabies adalah virus yang dapat disaring (filterable virus).
Adelchi Negri memberikan banyak kontribusi lain di bidang kesehatan. Hasil penelitiannya pada penyakit disentri juga memberikan manfaat besar bagi kesehatan manusia. Sebelum meninggal dunia, Negri sangat aktif meneliti penyakit malaria dan menjalankan peran yang sangat penting dalam menghilangkan penyakit tersebut dari kawasan Lombardy.
Pada tanggal 19 Februari 1912, Adelchi Negri meninggal dunia di Pavia dalam usia 35 tahun karena penyakit tuberculosis. Adelchi Negri tetap dikenang sebagai ahli patologi terkemuka dan salah satu peneliti rabies yang berdedikasi tinggi.*** [MOHAMMAD IKHSAN S., S.Pt.|PIKIRAN RAKYAT 09062011]
No comments:
Post a Comment