Edwin Howard Armstrong (1890-1954)
Bagi anda yang sering mendengarkan radio, tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah AM dan FM. Ketika mendengarkan suara penyiar atau musik dari radio yang menggunakan pancaran gelombang FM, kualitas suaranya begitu berbeda apabila dibandingkan dengan suara dari radio yang menggunakan gelombang AM. Karena kualitasnya itulah stasiun radio saat ini banyak yang menggunakan kapasitas gelombang FM, dalam rangka memanjakan telinga para pendengar radio. Kehadiran gelombang radio FM yang merevolusi suara radio saat ini merupakan jasa Edwin Howard Armstrong.
Edwin Howard Armstrong lahir pada 18 Desember 1890 di New York City, Amerika Serikat Sejak kecil ia sudah tertarik pada mesin, kereta api, dan segala peralatan yang dianggapnya aneh. Ketika berusia 14 tahun, ia membaca tentang telegraf buatan Marconi. Telegraf tersebut mampu mengirim berita tanpa kawat ke seberang samudra Atlantik, meskipun ketika sampai di tempat tujuan kodenya hanya terdengar sayup. Dari pengetahuan tentang telegraf itu, Armstrong termotivasi untuk membuat radio dengan kualitas suara lebih jernih lagi.
Menginjak remaja, Armstrong mencoba menjadi tukang servis alat-alat rumah tangga tanpa kabel (nirkabel). Ketika menempuh pendidikan sekolah tingkat atas (SMA), ia mulai mengadakan uji coba dengan membuat tiang antena di depan rumahnya, untuk mempelajari teknologi nirkabel yang kala itu sering mengalami gangguan. Ia dengan cepat dapat memahami permasalahan pada alat komunikasi tersebut. Ia juga dapat menemukan kelemahan sinyal pada penerima akhir transmisi komunikasi.
Setelah tamat SMA Armstrong melanjutkan pendidikannya di Universitas Columbia jurusan teknik elektro. Di universitas itulah ia melanjutkan penelitiannya di bidang nirkabel.
Pada 1907, Lee De Forest menemukan tabung hampa yang bernama trioda atau audion. Armstrong mempelajari tabung hampa buatan De Forest tersebut. Lima tahun kemudian, Armstrong berhasil membuat rangkaian regeneratif atau rangkaian feedback. Dengan rangkaian ini, ia menjadikan tabung De Forest memiliki kemampuan dapat memperkuat suara hingga setengah kali suara radio atau televisi zaman sekarang.
Penemuan rangkaian yang dapat memperkeras suara radio tersebut, ternyata membawa perdebatan sengit antara Armstrong dan De Forest di pengadilan dan Mahkamah Agung Amerika Serikat menyatakan Armstrong kalah.
Tak putus asa penelitian demi penelitian pun terus ia lakukan. Alhasil, pada 1933 Armstrong memperkenalkan sistem radio FM, yang memberi penerimaan jernih meskipun ada badai dan menawarkan ketepatan suara yang tinggi yang sebelumnya belum ada.
Gelombang FM (freguency modulation) sangat berbeda dengan AM (amplitude modulation). Perbedaan tersebut terletak pada modulasi, yakni metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Karena sinyal suara bukan gelombang elektromagnetik, maka sinyal suara tidak dapat langsung dipancarkan. Untuk dapat mengirimkan sinyal suara dengan lebih mudah, sinyal suara tersebut terlebih dahulu ditumpangkan pada sinyal radio dengan frekuensi yang lebih tinggi dari sinyal suara tersebut.
Pada 17 Juni 1936, presentasi Armstrong di markas besar FCC (Federal Communications Commission) membuat terkejut 50 insinyur yang hadir mendengarkan kualitas suara FM saat itu. Armstrong memutarkan musik jazz dengan radio AM konvensional, kemudian beralih memutarkan musik jazz tersebut dengan radio FM.
Berkat temuan radio FM, pada 1941 Institut Franklin memberi penghargaan kepada Armstrong berupa medali Franklin. Sayangnya, Edwin Howard Armstrong harus mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Ia ditemukan mati bunuh diri pada 31 Januari 1954 di New York City (Manhattan), Amerika Serikat.*** [SAYUDIN|PIKIRAN RAKYAT 23062011]
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)