Thursday, June 16, 2011

Kacamata 3D

Kita hidup pada suatu zaman yang ditandai dengan begitu majunya teknologi terutama makin canggihnya peralatan elektronika. Salahsatunya yang begitu booming saat ini yaitu kemunculan teknologi Televisi 3D.
Efek 3D (tiga dimensi) tidak terlalu mengesankan. Yang terlihat hanyalah gambar bayang-bayang apabila kepala sedikit bergerak. Bahkan, banyak penonton yang sakit kepala saat melihat tayangan 3D tersebut. Namun teknologi dan teknik film 3D kini sudah jauh berbeda dari teknik yang diaplikasikan pada 57 tahun yang lalu. Ada empat cara kerja yang umum untuk menampilkan film 3D, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
  1. Xpand, Teknologi ini dulunya bernama Nuvision dan bekerja dengan satu lensa pengatur cahaya dan proyektor. Gambar diproyeksikan secara bergantian untuk mata kiri dan kanan. Lensa pengatur cahaya yang dikendalikan melalui inframerah dan dioperasikan dengan baterai akan mengurangi cahaya pada masing-masing mata, terutama pada saat gambar tidak harus terlihat oleh mata tersebut. Lantaran bekerja tanpa polarisasi, teknologi ini dapat menggunakan jenis layar apa saja. Kacamata Xpand ini memiliki kelebihan tidak perlu memakai layar perak, tetapi memiliki kekurangan yaitu harganya mahal, dan saat dipakai kepala tak boleh miring.
  2. Real D, Proyektor akan menampilkan gambar secara bergantian melalui Z-Filter ke layar perak. Proyektor ini akan mengubah cahaya untuk masing-masing mata dengan menggunakan polarisasi sirkular. Kacamata hanya untuk melewatkan cahaya yang sesuai. Kelebihan kacamata Real D ini dibandingkan dengan kacamata lainnya yaitu ketika digunakan, kepala kita boleh miring. Namun, kacamata ini memiki kekurangan yakni memerlukan layar perak.
  3. Dolby 3D Digital Cinema, Satu color filter yang berputar akan mengganti panjang gelombang pada gambar-gambar yang diputar secara bergantian untuk masing-masing mata. Kacamata interferensi akan menyaring semua panjang gelombang, kecuali yang sengaja dihasilkan untuk masing-masing mata. Kelebihan dari Dolby 3D ini sama seperti kacamata Xpand, yaitu tidak perlu menggunakan layar perak, tetapi sayang harganya begitu mahal.
  4. Proyeksi ganda dengan polarisasi, Dua proyektor sekaligus, masing-masing untuk mata kiri da kanan, akan mengirimkan cahaya dengan polarisasi berbeda secara bersamaan ke layar perak. Kacamata hanya untuk melewatkan gambar yang telah ditentukan untuk mata tersebut. Kacamata polarisasi ini memiliki brightness yang tinggi, sehingga gambar yang dihasilkan akan lebih bagus. Namun sayang, ketika kita menggunakan kacamata ini kepala kita tidak boleh miring.
Semua jenis kacamata 3D itu memiliki cara kerja yang sama. Kacamata ini membuat gambar pada film bioskop dan televisi seperti adegan 3 dimensi yang terjadi tepat di depan Anda. Dengan objek bergerak keluar masuk layar dan seolah menuju ke arah Anda, dan tokoh jahat bergerak keluar untuk menangkap dan meraih tangan anda. Kacamata 3D membuat Anda merasa menjadi bagian dari adegan film, tidak hanya seseorang yang duduk di sana menonton adegan tersebut. Kacamata 3D digunakan untuk memberikan gambar yang berbeda pada mata. Layar sesungguhnya menampilkan dua gambar, dan kacamata menyebabkan satu gambar masuk ke satu mata dan gambar lainnya masuk ke mata yang satunya. Terdapat dua sistem umum yang digunakan yaitu kacamata merah-hijau dan kacamata merah-biru. Sistem ini menggunakan kacamata berbeda warna, merah / hijau atau yang lebih umum merah / biru. Pada film 3D, proyektor akan menampilkan dua jenis gambar sekaligus. Filter pada kacamata memperbolehkan hanya satu jenis gambar yang masuk ke tiap-tiap mata, kemudian otak akan menyelesaikan sisanya. Sistem kacamata berbeda warna ini mempunyai kelemahan. Warna pada film tidak terlihat dengan baik, sehingga kualitas gambar yang terlihat kurang begitu baik.*** [ZULFI NUGRAHA|PIKIRAN RAKYAT 12062011]

No comments:

Post a Comment