Laser tradisional diciptakan mengandalkan medium keuntungan untuk menghasilkan berkas cahaya koheren yang kemudian disebut sinar laser. Para ahli fisika kemudian membangun perangkat laser pertama di dunia yang bisa membatalkan sinar laser yang kemudian disebut antilaser. Perangkat ini diciptakan oleh tim ahli fisika dari Universitas Yale, mampu menyerap satu sinar laser yang dibidikkan pada satu sasaran terserap masuk seluruhnya. Berkas antilaser dengan teknologi tertentu dapat digunakan sebagai pertahanan terhadap senjata laser daya tinggi yang sudah digunakan untuk persenjataan modern negara adidaya.
Profesor Douglas Stone dan rekan-rekannya di Universitas Yale awalnya mengembangkan teori untuk menjelaskan tentang penggunaan bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku dasar laser. Profesor Stone menjelaskan, kemajuan terbaru dalam desain laser ternyata telah mengakibatkan sejumlah perangkat yang tidak biasa digunakan dan tidak sesuai dengan konsep baku tradisional laser membentuk sinar laser baru, tetapi fungsinya bertentangan dengan sinar laser lama.
"Teori itu juga meramalkan bahwa alih-alih memperkuat cahaya laser lama jadi pulsa koheren, ternyata menyerap sinar laser yang terpancar sebelumnya," kata Profesor Stone (antilaser). Dalam percobaan itu, mereka berhasil membangun satu light laser, yaitu perangkat yang dapat menghasilkan berkas cahaya koheren light balok menggunakan efek kuantum. Elektron yang dibuat dapat memancarkan cahaya yang dicapai dengan menstimulasi elektron dalam medium gain, menggunakan arus listrik.
Di sini resonator digunakan untuk memperkuat cahaya, yang dihasilkan untuk membentuk balok intens. Perangkat berfokus pada dua sinar laser dengan frekuensi tertentu ke dalam rongga optik yang dirancang khusus terbuat dari silikon, yang jadi perangkap dari berkas cahaya yang masuk dan memaksa mereka bangkit sampai semua energi mereka hilang. Satu makalah yang diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan, antilaser ini bisa menyerap 99,4 persen dari cahaya yang masuk pada panjang gelombang tertentu.
Untuk memperjelas pancaran sinar antilaser ini, Prof. Stone memasukkan berkas sinar itu pada tabung silikon yang kemudian turut berpendar.
Mengubah panjang gelombang cahaya yang masuk berarti anti-laser efektif dapat dihidupkan dan dimatikan dengan sakelar optik. Profesor Stone mengatakan kepada BBC News, antilaser ini bisa berubah jadi lebih berguna bila diarahkan untuk senjata pertahanan. Keuntungan besar antilaser adalah bahwa alat ini dibangun menggunakan silikon, yang sudah banyak digunakan dalam komputasi. Digunakan banyak sebagai perisai laser.
Para ilmuwan di Universitas Yale mengatakan, perangkat yang berbasis silikon tersebut, dapat menyerap sinar laser lawan masuk seluruhnya, lalu mengubah cahayanya menjadi energi panas. Teknologi ini dapat menyebabkan generasi baru komputer super dengan menggunakan cahaya bukan elektron. Perangkat antilaser dapat fokus dalam bentuk dua sinar laser dari frekuensi tertentu ke dalam rongga optik yang terbuat dari silikon. Menjebak sinar cahaya yang masuk dan menyebabkan semua energi mereka hilang dalam bentuk panas.
Dalam pencarian ranjau darat umumnya digunakan alat penyapu ranjau yang terkadang banyak mengambil korban nyawa. Namun, dengan ditemukannya antilaser, para pencari jejak dengan mudah menghancurkannya di tempat tanpa mengambil jiwa orang.
Prof. Stone memperlihatkan seberkas sinar hijau yang dipancarkan dari alat khusus antilaser kepada para wartawan yang mengabarkan penemuan spektakuler pada abad ke-21 ini.
Ilmuwan Inggris, Prof. Davisd mengklaim, Fakultas Fisikanya telah mengembangkan teknologi laser yang dapat mendeteksi bahan peledak tersembunyi. Teknologi ini dapat membantu mendeteksi ranjau darat hingga jarak 1.000 meter dan bom pinggir jalan untuk meningkatkan keamanan bandara.
Mereka menemukan sinar laser yang dapat bereaksi dengan uap dari bahan peledak seperti TNT. Ilmuwan berpendapat, jenis laser ini dapat digunakan pada robot penjejak. Dikendalikan dari jauh, kendaraan yang dilengkapi antilaser ini akan mampu "mengendus bahaya di sekitarnya".*** [DEDI RISKOMAR|PIKIRAN RAKYAT 12052011]
No comments:
Post a Comment